Kisah Johanis : Sang Pahlawan Cilik Pemanjat Tiang Bendera ~ SMP Kristen Ensa

Sunday, August 19, 2018

Kisah Johanis : Sang Pahlawan Cilik Pemanjat Tiang Bendera


JONI : SAYA LARI, LEPAS SEPATU DAN PANJAT LANGSUNG MEMANG

TELAH LAHIR pahlawan baru di saat kita memperingati hari Kemerdekaan RI ke 73. Namanya JOHANIS GAMA MARCHAL LAU panggilannya JONI. Umur 14 tahun Kelas 7 di SMP Negeri Silawan Belu Atambua NTT. Dia anak kesembilan dari pejuang integrasi Timor-Timor yang memilih menjadi Warga Negara Indonesia.

Hari itu Jum'at 17 Agustus 2018 pagi hari sebetulnya Joni agak kurang sehat. Dia sakit perut. Oleh Papa Mama nya sebenarnya dia diminta istirahat di rumah. Tapi Joni bersikeras untuk mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 73. Baginya melihat bendera Merah-putih berkibar di angkasa adalah kebahagiaan yang tiada tara.

Benar saja saat upacara yang dipimpin Wakil Bupati Belu itu baru dimulai, Joni tidak kuat berdiri dan minta beristirahat di tenda P3K yang disediakan Panitia. Semua awalnya biasa saja. Drama hidup Joni baru dimulai saat ada keributan pada saat proses pengibaran Bendera Merah Putih. Ada masalah di simpul tali di ujung atas tiang bendera. Panitia bingung tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada satupun manusia yang hadir saat itu tahu harus berbuat apa. 

JONI yang perutnya sakit seolah mendapat kekuatan yang luar biasa. Sakit perutnya tiba-tiba hilang. Entah kekuatan apa yang merasuki dia. "Saya lari, lepas sepatu, panjat langsung memang", ucapnya dengan dialek Timor yang khas. "Saya tidak mau Bendera Merah Putih saya tidak berkibar, hanya itu saja", tambahnya saat di wawancarai wartawan. Niat sederhana yang membuat hatiku mendung dan gerimis.

Aksi spontanitas JONI menunjukkan dia adalah patriot bangsa yang genuine. Tidak ada rekayasa. Di mata saya aksi sederhana JONI jauh lebih hebat dan heroik dibandingkan tindak-tanduk Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang harus "mundhuk-mundhuk" cium tangan buronan negara yang sangat tidak nasionalis. Sowan ke pelarian kriminal dengan menggunakan fasilitas dan uang negara adalah tindakan biadab pejabat negara. 

Aksi KECIL Joni tanpa diduga menjadi berita BESAR. Video anak kecil yang terengah-engah namun semangat tinggi memanjat tiang bendera setinggi lebih 11 meter tanpa alat bantu menjadi viral ke seluruh penjuru dunia. Dan sampai juga ke HP Presiden Jokowi. Dan babak baru kehidupan SI JONI KECIL sontak berubah menjadi terang benderang. Berbagai pihak mengganjar dengan hadiah dan beasiswa. Dan hari ini dengan diantar hampir semua pejabat NTT dan teman sekolah, Si Joni terbang dengan pesawat Batik Air menuju Istana Presiden di Jakarta.

PAHLAWAN KECIL ini hari ini menjadi TAMU KEHORMATAN DI ISTANA NEGARA. Dia akan dijamu oleh Presiden Jokowi di Istana. Dia juga akan menempati kursi VVIP pada saat opening ceremony Asian Games 2018 nanti malam.

Selamat datang di Jakarta nak.......
Saya doakan 30 tahun ke depan engkau akan jadi Gubernur DKI Jakarta. Biar bisa membenahi Ibukota Negara yang semakin kumuh karena kami salah memilih pemimpin.

Indonesia membutuhkan pemimpin yang ikhlas, tulus dan apa adanya seperti Jokowi dan Johanis Gama Marschal Lau. Bukan pemimpin yang menari-nari kayak topeng monyet di atas Jeep mewah sambil bicara kemiskinan. Bukan juga pemimpin bertulang lunak yang gemulai dan mudah berganti peran, besok bernyanyi seronok dengan Dewi Persik, lusa pake baju gamis dengan tasbih di tangan.

JONI telah mengajarkan kepada kita semua apa arti nasionalisme, patriotisme, ketulusan dan kebanggaan menjadi anak bangsa.

Tuhan selalu besertamu, Nak !!!

Salam Satu Indonesia

0 comments:

Post a Comment